Keselamatan jalan raya adalah prioritas utama bagi pengelola jalan dan pengguna kendaraan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meminimalkan kecelakaan serius di jalan raya adalah dengan memasang perangkat keselamatan seperti Crash Cushion atau Peredam Benturan. Alat ini dirancang untuk mengurangi dampak tabrakan pada area berbahaya di jalan, seperti ujung median, pilar jembatan, atau zona konstruksi. Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai jenis Crash Cushion yang digunakan di jalan raya, bagaimana masing-masing jenis ini bekerja, serta kelebihan dan kekurangannya. Pemahaman tentang berbagai jenis peredam benturan sangat penting untuk meningkatkan keselamatan berkendara dan mengurangi dampak kecelakaan yang mungkin terjadi
Apa itu Crash Cushion?
Crash Cushion, juga dikenal sebagai peredam benturan, adalah perangkat keselamatan yang dipasang di berbagai lokasi di jalan raya untuk melindungi pengendara dari tabrakan langsung dengan objek tetap seperti dinding, pilar, atau pembatas jalan. Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi energi benturan saat terjadi kecelakaan, sehingga mengurangi risiko cedera serius atau fatal bagi pengemudi dan penumpang.
Peredam benturan bekerja dengan cara menyerap energi kinetik dari kendaraan yang menabraknya. Alih-alih menghentikan kendaraan secara mendadak, Crash Cushion memperlambat kendaraan secara bertahap, yang secara signifikan mengurangi risiko cedera parah.
Fungsi Utama Crash Cushion
Sebelum membahas jenis-jenis Crash Cushion, penting untuk memahami fungsi utamanya. Beberapa fungsi utama dari perangkat ini meliputi:
1. Menyerap energi benturan: Crash Cushion dirancang untuk menyerap energi kinetik kendaraan saat terjadi tabrakan. Dengan menyerap energi ini, kendaraan dapat melambat secara bertahap, mengurangi dampak benturan.
2. Mengurangi risiko cedera: Dengan mengurangi energi benturan, Crash Cushion membantu mengurangi risiko cedera serius pada pengemudi dan penumpang.
3. Melindungi infrastruktur: Peredam benturan juga melindungi struktur tetap seperti pilar jembatan, ujung median, dan pembatas jalan dari kerusakan parah akibat tabrakan.
4. Mencegah kendaraan dari tabrakan sekunder: Setelah menabrak Crash Cushion, kendaraan lebih mungkin tetap berada di jalurnya, sehingga mengurangi risiko tabrakan dengan kendaraan lain atau objek tetap.
Kategori Crash Cushion
Secara umum, Crash Cushion dapat dibagi menjadi dua kategori utama berdasarkan cara kerjanya:
1. Crash Cushion Reusable (Dapat Digunakan Ulang): Perangkat ini dirancang agar dapat digunakan kembali setelah tabrakan dengan perbaikan minimal. Jenis ini biasanya digunakan di area dengan risiko tabrakan yang tinggi atau lokasi dengan lalu lintas padat, seperti di pintu tol.
2. Crash Cushion Disposable (Sekali Pakai): Jenis ini dirancang untuk menyerap benturan sekali dan biasanya memerlukan penggantian setelah digunakan. Ini lebih sering dipasang di lokasi konstruksi atau area di mana kemungkinan tabrakan lebih kecil.
Setelah memahami kategori ini, kita akan membahas berbagai jenis Crash Cushion berdasarkan desain dan bahan yang digunakan.
Baca Juga: Camera CCTV untuk Jalan Tol: Rekomendasi dan Tips Memilihnya
Jenis-jenis Crash Cushion
Terdapat beberapa jenis Crash Cushion yang dirancang untuk situasi dan lokasi berbeda di jalan raya. Masing-masing jenis memiliki kelebihan dan kelemahan tergantung pada tujuan pemasangan dan kondisi jalan yang dihadapi.
1. Sand Barrel System (Sistem Barel Pasir)
Sand Barrel System adalah salah satu jenis Crash Cushion yang paling sederhana dan paling umum digunakan di jalan raya. Sistem ini terdiri dari serangkaian barel berisi pasir yang ditempatkan di depan objek tetap, seperti ujung median jalan atau tiang jembatan. Cara kerja sand barrel system adalah setiap barel diisi dengan jumlah pasir yang berbeda-beda, tergantung pada posisinya di sistem tersebut. Ketika kendaraan menabrak barel, pasir di dalamnya akan menyerap energi benturan, sehingga kendaraan melambat secara bertahap.
Barel pertama yang terkena benturan akan menyerap sebagian besar energi, sementara barel-barel berikutnya akan mengurangi kecepatan kendaraan secara bertahap. Kelebihannya adalah biaya instalasi yang relatif rendah, mudah diganti setelah digunakan dan efektif untuk kendaraan yang menabrak dengan kecepatan sedang hingga tinggi. Kekurangannya adalah membutuhkan penggantian setelah kecelakaan dan kurang efektif untuk area dengan lalu lintas padat yang memerlukan perangkat yang lebih tahan lama.
2. Water-Filled Barriers (Penghalang Berisi Air)
Water-Filled Barriers adalah perangkat yang mirip dengan Sand Barrel System, tetapi alih-alih menggunakan pasir, penghalang ini diisi dengan air. Alat ini biasanya digunakan di area konstruksi atau zona kerja jalan raya. Cara kerja water-filled barriers adalah ketika kendaraan menabrak penghalang, air di dalamnya akan menyerap energi benturan. Air bergerak di dalam penghalang, menyebarkan gaya benturan dan memperlambat kendaraan secara bertahap.
Kelebihannya mudah dipasang dan diisi di lokasi dan lebih fleksibel dan dapat dipindahkan sesuai kebutuhan konstruksi. Kekurangannya tidak seefektif sistem lain dalam menangani kendaraan yang melaju dengan kecepatan tinggi dan air di dalamnya bisa membeku di iklim dingin, sehingga tidak cocok untuk semua kondisi cuaca.
3. Energy-Absorbing Guardrails (Pengaman Penyerap Energi)
Energy-Absorbing Guardrails adalah sistem pengaman yang terbuat dari baja atau aluminium fleksibel, yang dirancang untuk menyerap energi dari tabrakan. Sistem ini dipasang di sepanjang pembatas jalan atau median untuk mencegah kendaraan menabrak objek tetap. Cara kerja energy-absorbing guardrails adalah ketika kendaraan menabrak pengaman, struktur baja yang fleksibel akan membengkok, menyerap energi dari tabrakan dan memperlambat kendaraan. Alat ini juga menjaga kendaraan tetap di jalur, sehingga mengurangi risiko kecelakaan sekunder.
Kelebihannya adalah efektif dalam menjaga kendaraan tetap berada di jalan dan cocok untuk jalan raya dengan volume lalu lintas tinggi. Kekurangannya setelah tabrakan, pengaman ini memerlukan perbaikan atau penggantian dan instalasi yang lebih kompleks dibandingkan dengan sistem lain.
Baca Juga: Simak Cara Kerja Gerbang Tol Deteksi Golongan Kendaraan dengan Sistem AVC
4. Impact Attenuators (Peredam Benturan)
Impact Attenuators adalah perangkat yang lebih kompleks yang biasanya dipasang di area-area dengan risiko tinggi seperti pintu tol, ujung median, atau di depan pilar jembatan. Perangkat ini terbuat dari material yang dapat menyerap energi, seperti baja, plastik, atau bahan komposit. Cara kerja impact attenuators adalah peredam benturan ini bekerja dengan menyerap energi benturan secara bertahap ketika kendaraan menabraknya. Material di dalam perangkat akan hancur atau terkompresi untuk menyerap energi dan memperlambat kendaraan.
Kelebihannya adalah dapat menahan benturan dari kendaraan dengan kecepatan tinggi dan dapat digunakan kembali setelah perbaikan minimal. Kekurangannya biaya instalasi dan perawatan yang lebih tinggi dan membutuhkan teknologi yang lebih canggih untuk dipasang.
5. Hydraulic Crash Cushion (Peredam Benturan Hidrolik)
Hydraulic Crash Cushion adalah sistem peredam benturan yang menggunakan teknologi hidrolik untuk menyerap energi. Sistem ini dirancang untuk memberikan perlambatan kendaraan yang sangat halus dan efektif, terutama di jalan raya dengan kecepatan tinggi. Cara kerja sistem hidrolik bekerja dengan mengalirkan cairan melalui saluran-saluran kecil yang dirancang khusus untuk menyerap energi kinetik kendaraan. Saat kendaraan menabrak Crash Cushion, cairan hidrolik memperlambat kendaraan secara bertahap.
Kelebihannya sangat efektif dalam mengurangi energi benturan dan perlambatan kendaraan serta dapat menangani benturan dari kendaraan berat dan kecepatan tinggi. Kekurangannya adalah biaya instalasi dan perawatan yang sangat tinggi dan membutuhkan pengawasan berkala untuk memastikan sistem hidrolik berfungsi dengan baik.
6. Reusable Crash Cushion (Peredam Benturan Dapat Digunakan Ulang)
Salah satu inovasi terbaru dalam dunia keselamatan jalan raya adalah Reusable Crash Cushion. Perangkat ini dirancang untuk menahan beberapa benturan tanpa perlu penggantian penuh. Ini sangat berguna di area lalu lintas padat atau di tempat yang rawan kecelakaan. Cara kerja perangkat ini terbuat dari bahan yang dapat kembali ke bentuk semula setelah benturan, seperti baja berlapis atau bahan elastomer khusus. Sistem ini menyerap energi benturan tanpa hancur total.
Kelebihan perangkat ini adalah efisiensi biaya jangka panjang karena tidak perlu diganti setiap kali terjadi kecelakaan dan cocok untuk area dengan volume lalu lintas tinggi dan risiko kecelakaan berulang. Kekurangan perangkat ini adalah biaya awal pemasangan yang lebih tinggi dan teknologi ini masih dalam tahap pengembangan, sehingga belum tersedia secara luas.
Baca Juga: Crash Cushion (Peredam Benturan): Pengertian, Fungsi, dan Cara Kerjanya
Kesimpulan
Crash Cushion adalah perangkat penting yang digunakan untuk melindungi pengendara dari dampak fatal saat terjadi tabrakan di jalan raya. Berbagai jenis Crash Cushion memiliki fungsi dan kelebihan yang berbeda tergantung pada lokasi pemasangan dan kebutuhan keselamatan.
DCT adalah perusahaan yang bergerak di bidang Networking, IT Contractor, dan Toll Equipment. Dengan mengikuti perkembangan zaman dan perkembangan bisnis di dunia teknologi, pada tahun 2008 DCT dengan nama PT. DCT Total Solutions memulai bisnis Teknologi yang lebih beragam. Hingga saat ini, DCT telah melayani berbagai klien di pemerintahan, pertambangan, perkebunan, jalan tol, industri manufaktur, baik swasta maupun BUMN.
Alamat: Rukan Griya Alifa Blok D-2 JL. Pulo Ribung Raya, Jaka Setia Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat, Indonesia
Telepon : Contact : 021-82424888
Whatsapp : 0899-0288-888
Email : info@dct.co.id
Comments are closed.